
Gangguan penciuman adalah kondisi yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mencium bau secara normal. Menurut dokter spesialis THT Blitar, kondisi ini dikenal dengan istilah anosmia (kehilangan total penciuman) dan hiposmia (penurunan sensitivitas penciuman).
Gangguan ini tidak hanya mengganggu kenyamanan hidup, tetapi juga dapat menjadi tanda dari masalah kesehatan yang lebih serius. Mari bahas lebih dalam mengenai jenis, penyebab, hingga cara mengatasi gangguan penciuman di ulasan berikut!
Jenis-jenis Gangguan Penciuman
- Anosmia
Ini adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kemampuan penciuman sepenuhnya. Anosmia bisa bersifat sementara maupun permanen, tergantung pada penyebabnya. - Hiposmia
Hiposmia merupakan penurunan kemampuan mencium bau. Penderitanya masih bisa mencium aroma, tetapi tidak sepeka biasanya. - Parosmia
Kondisi ini menyebabkan seseorang mencium bau yang berbeda dari aroma aslinya. Misalnya, bau makanan yang seharusnya sedap malah tercium busuk atau menyengat. - Phantosmia
Penderita phantosmia mencium bau yang sebenarnya tidak ada, seperti bau asap atau bahan kimia, meski tidak ada sumber aroma tersebut.
Penyebab Gangguan Penciuman
Gangguan penciuman bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat ringan maupun berat. Berikut ini beberapa penyebab utamanya:
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Pilek, flu, atau sinusitis bisa menyebabkan pembengkakan pada saluran hidung, sehingga aroma tidak dapat mencapai reseptor penciuman di rongga hidung.
2. COVID-19
Sejak pandemi, kehilangan penciuman menjadi salah satu gejala umum infeksi virus SARS-CoV-2. Banyak penderita COVID-19 mengalami anosmia secara tiba-tiba.
3. Alergi
Alergi rhinitis bisa menimbulkan peradangan dan penyumbatan hidung yang mengganggu penciuman.
4. Cedera Kepala
Trauma di kepala dapat merusak saraf olfaktori yang bertanggung jawab dalam mendeteksi bau.
5. Gangguan Neurologis
Penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, dan multiple sclerosis juga dapat memengaruhi sistem penciuman karena adanya kerusakan pada sistem saraf pusat.
6. Tumor atau Polip Hidung
Pertumbuhan jaringan abnormal di hidung atau sinus bisa menghalangi jalur udara dan aroma, sehingga mengganggu penciuman.
7. Penggunaan Obat-obatan
Beberapa obat seperti antibiotik, antihipertensi, dan obat kemoterapi dapat memengaruhi indera penciuman.
Dampak Gangguan Penciuman
Gangguan penciuman bukan hanya masalah sepele. Kondisi ini bisa memengaruhi:
- Kualitas hidup: Makanan terasa hambar, sehingga menurunkan nafsu makan.
- Keamanan: Sulit mencium bau gas bocor, asap, atau makanan basi bisa meningkatkan risiko kecelakaan.
- Kesehatan mental: Kehilangan kemampuan mencium bisa menyebabkan stres, cemas, bahkan depresi.
Kapan Harus Pergi ke Dokter Spesialis THT di Blitar?
Segera konsultasikan dengan dokter THT jika gangguan penciuman berlangsung lebih dari dua minggu, terutama bila tidak disertai gejala flu atau pilek.
Pemeriksaan medis yang menyeluruh, termasuk tes penciuman dan imaging seperti CT scan, dapat membantu menentukan penyebab dan penanganan terbaik.
Jika Anda berdomisili di Blitar, salah satu rekomendasi dokter spesialis THT Blitar adalah dr. Indah Asmara Gustarini, Sp. THT-KL. dr. Indah saat ini berpraktek di RSU Aminah Blitar. Jadwal prakteknya ialah setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 10.00 – 11.00 WIB.
Selain di RSU Aminah Blitar, dr. Indah juga praktek di RS Katolik Budi Rahayu Blitar. Melansir dari website resmi rumah sakit web.budirahayu.com, jadwal praktek beliau adalah setiap hari Senin – Kamis pukul 09.00 – 10.00 WIB dengan kuota pasien 10 orang.
Tidak hanya di dua rumah sakit tersebut, Anda bisa berkonsultasi dengan dr. Indah di Apotek Jaya Sehat yang berlokasi di Jl. Veteran No. 20, Kepanjen Kidul, Blitar. Jam buka prakteknya setiap hari Senin – Kamis pukul 08.00 – 09.00 WIB, dan pukul 18.00 – 19.30 WIB.
Kunjungi laman praktekdokterspesialis.com untuk mengetahui jadwal praktek dokter spesialis lainnya. Semoga ulasan ini dapat membantu!