Kesehatan mental merupakan bagian penting dari kesejahteraan manusia, namun hingga kini masih banyak orang yang ragu atau takut berkonsultasi dengan dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater). Padahal, penanganan dini oleh dr. Tanjung Ayu, Sp. KJ dapat mencegah kondisi semakin memburuk dan membantu pasien menjalani hidup lebih produktif.
Artikel ini membahas berbagai alasan umum yang membuat masyarakat enggan mencari bantuan profesional, sekaligus memberikan pemahaman untuk menghilangkan stigma tersebut. Mari simak bersama!
1. Stigma Sosial Terkait Gangguan Mental
Salah satu alasan terbesar yang membuat orang takut menemui dokter kesehatan jiwa Semarang adalah stigma sosial. Banyak yang khawatir akan dicap “gila”, “lemah secara mental”, atau dianggap tidak mampu mengendalikan diri. Stigma ini masih kuat terutama di lingkungan yang kurang memahami kesehatan jiwa.
Beberapa bentuk stigma yang sering terjadi adalah:
- Anggapan bahwa gangguan mental adalah aib keluarga
- Kekhawatiran bahwa diagnosis psikiater akan memengaruhi pekerjaan atau hubungan sosial
- Persepsi bahwa seseorang harus “kuat” dan mampu menghadapi masalah tanpa bantuan profesional
Stigma-stigma seperti ini membuat seseorang memilih menunda atau bahkan menghindari konsultasi, sehingga gejala yang dialami dapat berlarut dan semakin parah.
2. Takut Dianggap Berlebihan atau Tidak Serius
Banyak orang yang merasa gejala seperti cemas, mudah lelah, atau sulit tidur bukanlah masalah besar. Mereka takut jika dokter menilai keluhan mereka terlalu sepele atau tidak sesuai untuk dikonsultasikan.
Padahal, setiap gejala emosional yang mengganggu aktivitas harian sudah cukup menjadi alasan untuk mendapatkan bantuan.
Selain itu, beberapa pasien merasa tidak percaya diri menjelaskan perasaan mereka, terutama jika belum pernah konsultasi sebelumnya. Kekhawatiran dianggap “drama”, “sensitif berlebihan”, atau “tidak kuat mental” sering muncul sebelum mereka memutuskan untuk mencari pertolongan.
3. Kurangnya Pengetahuan tentang Peran Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
Ketidaktahuan mengenai tugas dan cara kerja psikiater juga menjadi hambatan. Banyak yang mengira bahwa psikiater hanya menangani gangguan berat seperti skizofrenia atau bipolar, padahal mereka juga menangani masalah umum seperti stres kerja, insomnia, trauma psikologis, hingga gangguan kecemasan.
Kurangnya pemahaman ini menyebabkan seseorang merasa “tidak pantas” atau “belum cukup parah” untuk mendapatkan perawatan, sehingga memilih menahan masalah seorang diri.
4. Takut dengan Pengobatan dan Efek Samping Obat
Banyak mitos berkembang terkait obat-obatan psikiatri, seperti membuat seseorang ketergantungan, merusak organ, atau mengubah kepribadian. Ketakutan ini membuat orang enggan memulai konsultasi karena takut disarankan mengonsumsi obat.
Padahal, dokter spesialis kesehatan jiwa akan memberikan terapi sesuai kebutuhan pasien. Tidak semua kasus membutuhkan obat, sebagian cukup dengan konseling, terapi perilaku, atau perubahan gaya hidup. Jika pasien memerlukan obat, penggunaannya akan dokter awasi secara ketat.
5. Pengalaman Buruk atau Rasa Tidak Nyaman Membahas Emosi
Beberapa orang memiliki pengalaman kurang menyenangkan saat berkonsultasi, baik karena merasa tidak didengar atau kurang cocok dengan dokter sebelumnya.
Selain itu, membahas perasaan terdalam seperti trauma, ketakutan, atau masalah keluarga memang tidak mudah. Rasa malu dan canggung sering muncul, terutama bagi mereka yang belum terbiasa membuka diri.
Namun, penting untuk Anda ingat bahwa setiap dokter memiliki pendekatan berbeda. Menemukan psikiater yang cocok sama seperti memilih dokter spesialis lainnya, butuh kenyamanan dan rasa percaya.
Rekomendasi Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa di Semarang dan Jadwal Prakteknya
Ketakutan berkonsultasi dengan dokter spesialis kesehatan jiwa bukan hal yang jarang terjadi. Mengubah cara pandang terhadap kesehatan mental sangat penting agar lebih banyak orang berani mengambil langkah awal untuk konsultasi.
Salah satu rekomendasi dokter kesehatan jiwa terbaik di Semarang adalah dr. Tanjung Ayu Sumekar, M. Si. Med, Sp. KJ. Beliau berpraktek di RSU Banyumanik 2 dan RS Nasional Diponegoro (UNDIP) Semarang.
Jadwal praktek dr. Tanjung Ayu, Sp. KJ di RSU Banyumanik 2 ialah setiap hari Jumat pukul 15.00 – 18.00 WIB. Anda bisa mendaftarkan diri untuk konsultasi melalui website resmi rumah sakit rsubanyumanik2.com.
Sementara di RS Nasional Diponegoro (UNDIP), dr. Tanjung Ayu, Sp. KJ praktek setiap hari Senin dan Kamis pukul 09.00 – 12.00 WIB, serta hari Selasa pukul 12.00 – 15.00 WIB. Follow Instagram @rsndundip_smg agar tidak ketinggalan update jadwal praktek dr. Tanjung Ayu, Sp. KJ secara berkala. Anda juga bisa menghubungi Customer Service di nomor 0811-2928-020 (Chat Only) untuk mengetahui info lebih lanjut.
Jika Anda ingin tahu jadwal praktek dokter spesialis lain di Semarang dan sekitarnya, silakan klik laman praktekdokterspesialis.com.
