Hypospadia kata dr. Fitra, Sp. U merupakan salah satu kelainan bawaan yang terjadi pada bayi laki-laki, di mana posisi muara uretra (saluran keluarnya urine) tidak berada di ujung penis seperti seharusnya. Melainkan terletak di bagian bawah batang penis, di tengah, atau bahkan dekat skrotum.
Kondisi ini tergolong umum terjadi, dengan perkiraan 1 dari 200 kelahiran bayi laki-laki mengalami hypospadia.
Walaupun tidak mengancam jiwa, hypospadia perlu mendapat perhatian medis karena dapat memengaruhi fungsi buang air kecil dan bentuk organ reproduksi. Penanganan sejak dini oleh dokter spesialis urologi Blora sangat penting untuk menghindari komplikasi di kemudian hari.
Penyebab Terjadinya Hypospadia
Penyebab pasti hypospadia belum sepenuhnya diketahui, namun para ahli meyakini bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan besar dalam perkembangan kelainan ini. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan bayi lahir dengan hypospadia antara lain:
- Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan kelainan serupa dapat meningkatkan risiko pada keturunan berikutnya.
- Ketidakseimbangan hormon: Gangguan dalam produksi atau respon tubuh terhadap hormon testosteron selama masa perkembangan janin dapat menghambat pembentukan uretra secara sempurna.
- Faktor lingkungan: Paparan bahan kimia tertentu, pestisida, atau obat-obatan selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan organ kelamin janin.
- Usia ibu saat hamil: Beberapa studi menyebutkan ibu yang hamil di usia lebih tua memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan kelainan bawaan, termasuk hypospadia.
Gejala dan Ciri-ciri Hypospadia
Ciri khas utama hypospadia adalah posisi lubang uretra yang tidak normal. Namun, selain itu terdapat beberapa tanda lain yang mungkin muncul, seperti:
- Aliran urine tidak lurus atau menyebar ke bawah.
- Kulit kulup tampak tidak sempurna atau menutupi sebagian penis bagian atas saja.
- Lengkungan pada penis (chordee), yang menyebabkan penis tampak menekuk ke bawah, terutama saat ereksi.
- Kesulitan buang air kecil dalam posisi berdiri.
Tingkat keparahan hypospadia berbeda pada setiap anak, tergantung dari lokasi muara uretra yang bergeser. Semakin dekat ke pangkal penis, semakin kompleks juga penanganannya.
Diagnosis dan Cara Penanganan
Biasanya, hypospadia sudah dapat dikenali segera setelah bayi lahir melalui pemeriksaan fisik oleh dokter. Pemeriksaan tambahan seperti ultrasonografi (USG) mungkin dilakukan untuk memastikan tidak ada kelainan lain pada sistem reproduksi atau saluran kemih.
Penanganan utama hypospadia adalah operasi rekonstruksi, yang bertujuan memperbaiki posisi uretra agar berada di tempat yang normal. Prosedur ini juga membantu memperbaiki bentuk penis dan memastikan fungsi buang air kecil serta reproduksi berjalan baik.
Operasi biasanya dilakukan saat anak berusia antara 6 hingga 18 bulan, tergantung kondisi medis dan tingkat keparahan kelainan. Pada kasus ringan, satu kali operasi bisa cukup, sedangkan pada kasus berat mungkin diperlukan beberapa tahap pembedahan.
Jadwal Praktek Dokter Spesialis Urologi di Blora
Kelainan pada posisi muara uretra atau hypospadia merupakan kondisi bawaan yang cukup umum pada bayi laki-laki. Meski tidak mengancam keselamatan, kondisi ini dapat memengaruhi fungsi kemih dan bentuk organ reproduksi jika tidak mendapatkan penanganan dengan baik.
Pemeriksaan dan tindakan medis sejak dini oleh dokter spesialis urologi Blora sangat penting untuk memastikan perkembangan organ berjalan normal. Salah satu pilihan dokter urologi di Blora adalah dr. Fitra Hardian P., Sp. U.
dr. Fitra, Sp. U berpraktek di RS PKU Muhammadiyah Cepu, Blora. Jadwal praktek dr. Fitra, Sp. U adalah setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat pukul 15.00 WIB sampai selesai. Untuk jam pendaftarannya, buka pukul 11.00 – 15.00 WIB.
Anda bisa mengunjungi website resmi rumah sakit rspkucepu.com atau follow akun Instagram @rs_pkucepu agar selalu update info praktek dr. Fitra, Sp. U.
Bagi Anda yang ingin tahu jadwal praktek dokter spesialis lainnya di Blora, silakan klik laman praktekdokterspesialis.com.
