
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kondisi kronis yang terjadi ketika pembuluh darah koroner mengalami penyempitan akibat penumpukan plak di dinding arteri. Menurut dokter spesialis jantung Tuban, plak ini terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lainnya yang menempel dan menghambat aliran darah ke otot jantung.
Jika tidak segerra mendapatkan penanganan yang tepat, aliran darah yang tidak lancar ini dapat menyebabkan nyeri dada, gangguan irama jantung, hingga serangan jantung yang berpotensi fatal.
Penyakit ini berkembang secara perlahan dan sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Namun, seiring waktu, penyumbatan pada arteri bisa semakin parah dan memengaruhi kemampuan jantung dalam memompa darah secara efektif. Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Gejala Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Gejala penyakit jantung koroner dapat muncul secara bertahap maupun mendadak. Salah satu tanda paling umum adalah nyeri dada atau angina, yaitu rasa tidak nyaman atau tekanan di dada yang biasanya terjadi saat beraktivitas dan mereda saat istirahat. Rasa sakit ini bisa menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, atau punggung.
Selain itu, penderita mungkin mengalami sesak napas, kelelahan berlebih meskipun hanya melakukan aktivitas ringan, detak jantung tidak teratur, atau rasa cemas yang tidak biasa.
Pada wanita, gejala bisa terasa lebih samar, seperti mual, pusing, atau nyeri di perut bagian atas, yang kerap disalahartikan sebagai gangguan pencernaan.
Faktor Risiko Penyebab PJK
Penyakit jantung koroner disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor risiko yang berkaitan dengan gaya hidup maupun kondisi medis tertentu. Tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tinggi, dan diabetes adalah beberapa pemicu utama.
Merokok, kurang berolahraga, pola makan tinggi lemak jenuh, serta stres kronis juga meningkatkan risiko terjadinya penumpukan plak pada arteri.
Tak hanya itu, faktor genetik atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung juga turut berperan. Seseorang dengan orang tua atau saudara kandung yang menderita penyakit jantung berisiko lebih tinggi mengalaminya, terutama jika memiliki pola hidup tidak sehat.
Bagaimana Cara Diagnosis yang Dokter Jantung Lakukan?
Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap penyakit jantung koroner, dokter biasanya melakukan serangkaian pemeriksaan medis. Pemeriksaan awal mencakup wawancara riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan tes darah.
Selanjutnya, tes tambahan seperti elektrokardiogram (EKG), ekokardiografi, atau tes treadmill dapat membantu menilai fungsi jantung saat beraktivitas.
Dokter mungkin akan merekomendasikan angiografi koroner, yaitu prosedur yang menggunakan zat pewarna khusus dan sinar-X untuk melihat lokasi serta tingkat penyumbatan di arteri jantung.
Pilihan Dokter Spesialis Jantung Berpengalaman di Tuban
Penyakit jantung koroner adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian khusus, terutama karena sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas. Jika Anda atau orang terdekat merasakan gejala-gejala PJK di atas, segera konsultasi dengan dr. Fani Suslina Hasibuan, Sp. JP, FIHA.
Beliau adalah salah satu pilihan dokter spesialis jantung Tuban yang bisa menjadi pertimbangan Anda untuk berkonsultasi. dr. Fani berpraktek di RSUD dr. R. Koesma Tuban dan RS Nahdlatul Ulama (RSNU) Tuban.
Jadwal praktek dr. Fani di RSUD dr. R. Koesma Tuban ialah setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat (pemeriksaan klinik) mulai pukul 07.00 – 14.00 WIB. Khusus hari Jumat pukul 07.00 – 11.00 WIB. Lalu, untuk tindak Echo, Holter Monitor, Treadmill dan EKG, beliau melayani pasien setiap hari Senin – Jumat di waktu yang sama.
Sedangkan di RSNU Tuban, dr. Fani praktek setiap hari Selasa pukul 14.05 – 18.00 WIB dan hari Kamis pukul 14.05 – 18.00 WIB, 07.00 – 09.00 WIB (khusus umum), serta hari Jumat pukul 14.05 – 17.00 WIB.
Untuk mengetahui info praktek dokter spesialis terbaik lainnya di wilayah Jawa Timur, langsung saja klik laman praktekdokterspesialis.com sekarang. Semoga bermanfaat!