dr. Sri Pudji, Sp. PD, Dokter Penyakit Dalam Grobogan

dokter penyakit dalam Grobogan dr. Sri Pudji Sp. PD

Sindrom iritasi usus atau Irritable Bowel Syndrome (IBS) merupakan salah satu gangguan pencernaan kronis yang cukup sering ditemui. Menurut dr. Sri Pudji, Sp. PD, kondisi ini ditandai dengan gejala seperti nyeri perut, kembung, diare, konstipasi, atau bahkan kombinasi keduanya.

Walaupun tidak berbahaya secara langsung, IBS dapat sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Hingga kini, penyebab sindrom iritasi usus belum sepenuhnya dokter penyakit dalam Grobogan pahami.

Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa IBS dapat dipicu oleh kombinasi faktor biologis, psikologis, dan gaya hidup. Memahami penyebabnya dapat membantu penderita mengelola gejala dengan lebih baik.

Gangguan pada Gerakan Usus

Salah satu penyebab utama IBS adalah gangguan pada gerakan otot usus. Pada kondisi normal, otot-otot usus bergerak dengan ritme tertentu untuk mendorong makanan melalui saluran pencernaan. Namun, pada penderita IBS, gerakan tersebut bisa menjadi terlalu cepat atau terlalu lambat.

  • Jika usus bergerak terlalu cepat, makanan tidak tercerna dengan baik sehingga memicu diare dan kembung.
  • Sebaliknya, jika usus bergerak terlalu lambat, tinja menjadi keras dan kering sehingga menimbulkan konstipasi.

Gangguan ini bisa dipengaruhi oleh sistem saraf di usus yang terlalu sensitif terhadap rangsangan tertentu.

Perubahan pada Sistem Saraf Usus

Sistem saraf di saluran pencernaan berperan besar dalam mengatur gerakan usus dan rasa nyeri. Pada penderita IBS, saraf usus menjadi lebih sensitif sehingga merespons rangsangan kecil dengan rasa sakit berlebihan.

Misalnya, gas dalam jumlah normal yang seharusnya tidak menimbulkan masalah bisa terasa sangat menyakitkan.

Selain itu, gangguan komunikasi antara otak dan usus juga diduga menjadi salah satu penyebab IBS. Hal ini menjelaskan mengapa stres dan kecemasan sering memperparah gejala.

Faktor Psikologis

Banyak penelitian menemukan bahwa penderita IBS sering memiliki riwayat stres, kecemasan, atau depresi. Tekanan emosional dapat memicu kontraksi otot usus yang tidak normal, memperburuk rasa nyeri, dan menyebabkan perubahan pola buang air besar.

Kondisi psikologis yang tidak stabil juga dapat menurunkan ambang rasa sakit pada usus, sehingga penderita lebih mudah merasakan gejala meski pemicunya ringan.

Infeksi Saluran Pencernaan

Sindrom iritasi usus juga bisa muncul setelah seseorang mengalami infeksi pencernaan, seperti keracunan makanan atau gastroenteritis.

Kondisi ini dikenal sebagai post-infectious IBS. Infeksi dapat memicu peradangan pada usus, mengubah flora bakteri, dan mengganggu fungsi normal saluran cerna.

Ketidakseimbangan Bakteri Usus

Usus manusia memiliki miliaran bakteri baik yang berperan menjaga kesehatan pencernaan. Pada penderita IBS, sering ditemukan ketidakseimbangan flora usus (dysbiosis).

Jumlah bakteri baik yang berkurang atau pertumbuhan berlebih bakteri tertentu dapat menyebabkan kembung, gas berlebihan, hingga diare.

Pola Makan dan Gaya Hidup

Meskipun bukan penyebab utama, makanan tertentu dapat memicu atau memperburuk gejala IBS. Beberapa jenis makanan yang sering menjadi pemicu adalah:

  • Makanan berlemak tinggi
  • Susu dan produk olahannya
  • Minuman berkafein atau beralkohol
  • Makanan tinggi gula atau pemanis buatan

Selain itu, kurang olahraga, pola tidur yang buruk, dan kebiasaan makan tidak teratur juga berkontribusi terhadap munculnya sindrom iritasi usus.

Jadwal Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Grobogan

Penyebab sindrom iritasi usus melibatkan berbagai faktor mulai dari gangguan gerakan usus, sensitivitas saraf, kondisi psikologis, infeksi pencernaan, hingga pola makan dan gaya hidup.

Dengan mengenali penyebabnya, penderita IBS dapat melakukan langkah pencegahan seperti menjaga pola makan, mengelola stres, hingga berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam Brebes untuk mendapatkan terapi yang sesuai.

Salah satu pilihannya adalah dr. Sri Pudji Lestari, Sp. PD., FINASIM. dr. Sri Pudji, Sp. PD berpraktek di RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Grobogan.

Melansir dari website rumah sakit di rsud.grobogan.go.id, jadwal praktek dr. Sri Pudji, Sp. PD ialah setiap hari Senin pukul 07.30 – 13.00 WIB dan hari Jumat pukul 07.30 – 10.00 WIB. Jika ingin membuat janji temu dengan dr. Sri Pudji, Sp. PD, silakan hubungi nomor 0811-2511-040 (WhatsApp).

Informasi tentang jadwal praktek dokter spesialis di Jawa Tengah lainnya bisa Anda lihat melalui laman praktekdokterspesialis.com.

Recommended For You

Tinggalkan Balasan